NASIB PETERNAK SAPI PERAH TAK
SEMANIS
RASA SUSUNYA
Kediri-
Judeg adalah nama sebuah dusun di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri provinsi
jawa Timur yang terletak di kaki gunung Kelud. Dusun judeg berpenduduk sekitar
700 jiwa, dimana mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal yaitu sebagai
peladang. Ladang yang mereka garap umumnya di tanami pohon sengon dan nanas
serta tanaman-tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung dan tebu.
Selain berladang, 90% warga disana
memelihara sapi perah sebagai usaha sampingan, dimana setiap rumah minimal
mempunyai 3 ekor sapi perah yang setiap harinya dapat di perah sebanyak 2 kali
yaitu pagi dan sore. Setiap ekor sapi tersebut, rata – rata dapat menghasilkan
8 sampai 9 liter susu yang harga perliternya Rp.3400. Susu tersebut nantinya
akan di setor di KUD yang selanjutnya akan di bawa ke pabrik susu NESTLE yang
berada di Pasuruan. Dari sana susu tersebut diolah mejadi bermacam – macam produk
yang di ekspor ke banyak Negara.
Warga dusun Judeg mulai mengenal
ternak sapi perah sekitar 25 tahun yang lalu, pada saat pemerintahan Bapak
Soeharto. Melalui dinas peternakan warga disana di beri bantuan berupa sapi
perah, jika nanti sudah berhasil sapi - sapi tersebut di kembalikan kepada
pemerintah dengan cara di cicil. Selain itu warga disana juga diberi pelatihan cara
beternak sapi perah sebagai tambahan penghasilan selain sebagai peladang. Program
pemerintah tersebut dapat di katakan berhasil, karena hingga saat ini sebagian
besar warga disana memiliki sapi perah sendiri yang dapat meningkatkan taraf
hidup mereka.
Hal tersebut bukan tanpa kendala,
harga pakan ternak serta obat dan vitamin sapi perah sangat mahal sedangkan
harga susu di KUD tetap. Menurut ibu Siti, dalam 1 hari sapi makan 3 kali yaitu pagi, siang dan sore. Setiap pagi
dan sore sapi diberi konsentrat dan vitamin. Makanan sapi berupa daun nanas
yang digiling. Harga 1 gerobak daun nanas Rp.35.000, sedangkan untuk ongkos
giling mencapai Rp.12.000 per gerobak. Jika sapi tersebut kurang makan dan
vitamin maka akan berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan. Apabila di
kalkulasi antara ongkos produksi dengan hasil yang diperoleh peternak sangatlah
tidak seimbang.
Dalam hal ini peran serta pemerintah
sangat diharapkan para peternak, terutama untuk menstandarkan harga susu,
jangan sampai susu dari dusun judeg yang mendunia tinggal kenangan karena
kurangnya perhatian dari pemerintah.Feature Oleh: Fitri Puspitasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar