Jumat, 03 Mei 2013


NASIB PETERNAK SAPI PERAH TAK SEMANIS
RASA SUSUNYA

Kediri- Judeg adalah nama sebuah dusun di kecamatan Ngancar kabupaten Kediri provinsi jawa Timur yang terletak di kaki gunung Kelud. Dusun judeg berpenduduk sekitar 700 jiwa, dimana mayoritas penduduknya bekerja di sektor informal yaitu sebagai peladang. Ladang yang mereka garap umumnya di tanami pohon sengon dan nanas serta tanaman-tanaman pangan lainnya seperti padi, jagung dan tebu.
            Selain berladang, 90% warga disana memelihara sapi perah sebagai usaha sampingan, dimana setiap rumah minimal mempunyai 3 ekor sapi perah yang setiap harinya dapat di perah sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore. Setiap ekor sapi tersebut, rata – rata dapat menghasilkan 8 sampai 9 liter susu yang harga perliternya Rp.3400. Susu tersebut nantinya akan di setor di KUD yang selanjutnya akan di bawa ke pabrik susu NESTLE yang berada di Pasuruan. Dari sana susu tersebut diolah mejadi bermacam – macam produk yang di ekspor ke banyak Negara.
            Warga dusun Judeg mulai mengenal ternak sapi perah sekitar 25 tahun yang lalu, pada saat pemerintahan Bapak Soeharto. Melalui dinas peternakan warga disana di beri bantuan berupa sapi perah, jika nanti sudah berhasil sapi - sapi tersebut di kembalikan kepada pemerintah dengan cara di cicil. Selain itu warga disana juga diberi pelatihan cara beternak sapi perah sebagai tambahan penghasilan selain sebagai peladang. Program pemerintah tersebut dapat di katakan berhasil, karena hingga saat ini sebagian besar warga disana memiliki sapi perah sendiri yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
            Hal tersebut bukan tanpa kendala, harga pakan ternak serta obat dan vitamin sapi perah sangat mahal sedangkan harga susu di KUD tetap. Menurut ibu Siti, dalam 1 hari sapi makan 3  kali yaitu pagi, siang dan sore. Setiap pagi dan sore sapi diberi konsentrat dan vitamin. Makanan sapi berupa daun nanas yang digiling. Harga 1 gerobak daun nanas Rp.35.000, sedangkan untuk ongkos giling mencapai Rp.12.000 per gerobak. Jika sapi tersebut kurang makan dan vitamin maka akan berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan. Apabila di kalkulasi antara ongkos produksi dengan hasil yang diperoleh peternak sangatlah tidak seimbang.
            Dalam hal ini peran serta pemerintah sangat diharapkan para peternak, terutama untuk menstandarkan harga susu, jangan sampai susu dari dusun judeg yang mendunia tinggal kenangan karena kurangnya perhatian dari pemerintah.

Feature Oleh: Fitri Puspitasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar