Senin, 01 Juli 2013

Kuliner Jogja



SATE KERE KULINER KHAS JOGJA

 Sejak puluhan tahun lalu masyarakat kecil Kota Yogyakarta dan sekitarnya menggemari makanan beraroma khas 'Sate Kere' dan hingga saat ini sate yang terbuat dari lemak sapi ini tetap menjadi primadona masyarakat terutama pada perayaan pesta rakyat seperti Sekaten maupun Lebaran."Saya berjualan 'sate kere' ini sudah sekitar sepuluh tahun, dan hanya meneruskan usaha orang tua saya," kata Warsi (45), warga Jagalan Beji, Pakualaman, Kota Yogyakarta yang berjualan di depan pintu gerbang pasar Beringharjo, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Menurut dia, 'sate kere' sampai saat ini sangat digemari masyarakat khususnya masyarakat dari tingkat menengah ke bawah."Dalam sehari biasanya saya menghabiskan sekitar lima kilogram lemak sapi untuk membuat sate," katanya.
Ia mengatakan, nama 'sate kere' juga berasal dari sebutan masyarakat karena sate dengan jenis ini paling banyak digemari oleh masyarakat 'kere' (miskin) sehingga kemudian banyak yang menyebut dengan 'sate kere'."Menurut cerita orang tua saya, dulu orang hanya menyebut dengan sate 'gajih' (lemak) namun karena yang membeli banyak dari masyarakat kecil maka kemudian sate ini terkenal dengan sebutan 'sate kere'," ungkapnya.
Sate ini sekilas bentuknya sama dengan sate kambing atau sate sapi yang berupa beberapa irisan daging yang ditusuk dengan lidi. Bedanya pada 'sate kere', potongan daging diganti dengan lemak sapi dan baru kemudian dibakar."Sate ini harganya lebih murah dibandingkan sate kambing atau sate sapi karena hanya berisi lemak sapi dan tidak ada dagingnya," jelasnya.
Ia mengatakan, berjualan 'sate kere' cukup menguntungkan karena setiap lima kilogram lemak sapi ia hanya membutuhkan modal Rp60 ribu dan setelah terjual habis biasanya ia akan mendapatkan uang sekitar Rp150 ribu atau mendapat untung bersih Rp90 ribu. Selain  di pintu masuk sisi selatan pasar Beringharjo, Sate kere juga dapat dijumpai di  alun-alun Sewandanan, Pakualanan, Yogyakarta, 'sate kere' juga dapat dijumpai dan di alun-alun utara Kraton Yogyakarta. 

Feature Oleh : Fitria Nuris Sholikah (09.1.01.07.0069)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar